PENGERTIAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
A. PENGERTIAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Manajemen
sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen
umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengendalian. Proses ini terdapat dalam bidang /fungsi produksi,
pemasaran, keuangan, ataupun kepegawaian. Karena sumberdaya manusia(SDM)
diangggap semakin penting perannya dalam pencapaian tujuan perusahaan,
maka berbagai pengalaman dan hasil penelitian dalam bidang SDM
dikumpulkan secara sistematis dalam apa yang di sebut manajemen sumber
daya manusia. Istilah “ manajemen mempunyai arti sebagai pengetahuan
tentang bagaimana seharusnya memanage (mengelola) sumber daya manusia.
Dalam
usaha pencapaian tujuan perusahaan, permasalahan yang dihadapi
manajemen bukan hanya terdapat hanya pada bahan mentah, alat-alat kerja,
mesin-mesin produksi, uang dan lingkungan kerja saja, tetapi juga
menyangkut karyawan (sumber daya manusia) yang mengelola factor produksi
lainnya tersebut. Namun, perlu di ingat bahwa sumber daya manusia
manusia sendiri sebagai faktor produksi, seperti halnya factor produksi
yang lainnya, merupakan masukan (input) yang diolah oleh perusahaan dan menghasilkan keluaran (output).
Karyawan baru yang belum memilii keterampilan dan keahlian dilatih,
sehingga menjadi karyawan yang terampil dan ahli. Apabila dia dilatih
lebih lanjut serta diberikan pengalaman dan motivasi, dia akan menjadi
karyawan yang matang. Pengolahan sumber daya manusia inilah yang disebut
Manajemen SDM.
B. TUJUAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Tujuan manajemen SDM adalah menigkatkan kontribusi produktif orang-orang yang ada
dalam perusahaan melalui sejumlah cara yang bertanggung jawab secara
strategis, etis, dan sosial. Departemen SDM dikatakan penting karena
departemen tersebut tidak mengontrol banyak factor yang membentuk andil
SDM misalnya : modal, bahan baku, dan prosedur. Departemen ini tidak
memutuskan masalah strategi atau perlakuan supervisor
terhadap karyawan, meskipun departemen tersebut jelas-jelas memengruhi
kedua-duanya. Manajemen SDM mendorong para manajer dan tiap karyawannya
untuk melaksanakan strategi yang telah diterapkan oleh perusahaan. Untuk
mendukung para pimpinan yang mengoperasikan departemen-departemen atau
unit-unit organisasi dalam perusahaan sehingga manajemen SDM harus
memiliki sasaran, seperti :
1. Sasaran Manajemen sumber daya manusia
a. Sasaran perusahaan
Departmen
SDM di ciptakan untuk dapat membantu para manajer dalam mencapai
sasaran perusahaan, dalam hal ini antara lain : perencanaan SDM,
seleksi, pelatihan, pengembangan, pengangkatan, penempatan, penilaian,
hubungan kerja.
b. Sasaran Fungsional
Sasaran ini untuk mempertahankan kontribusi departemen SDM pada level yang cocok bagi berbagai kebutuhan perusahaan, seperti : pengangkatan, penempatan, dan penilaian
c. Sasaran sosial
Sasaran sosial ini meliputi : keuntungan perusahaan, pemenuhan tuntutan hokum, dan hubungan manajemen dengan serikat pekerja.
d. Sasaran pribadi karyawan
Untuk
membantu para karyawan mencapai tujuan-tujuan pribadi mereka,
setidaknya sejauh tujuan-tujuan tersebut dapat meningkatkan kontribusi
individu atas perusahaan.
2. Aktivitas manajemen sumber daya manusia
a. Kunci aktivitas SDM
Kalangan
perusahaan kecil sekalipun bisa jadi tidak memiliki departemen SDM, dan
mereka yang memiiki departemen pun, kemungkinan mengalami kekurangan
anggaran dalam jumlah yang besar dan jumlah staff yang tidak memadai.
b. Tanggung jawab atas aktivitas MSDM
Tanggung jawab atas aktivitas manajemen SDM berada di pundak masing-masing manajer.
C. FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Fungsi manajemen SDM hamper sama dengan fungsi manajemen umum, yaitu :
1. Fungsi manajerial
· Perencanaan (planning)
· Pengorganisasian (organizing)
· Pengarahan (directing)
· Pengendalian (controlling)
2. Fungsi oerasional
· Pengadaan tenaga kerja (SDM)
· Pengembangan
· Kompensasi
· Pengintegrasian
· Pemeliharaan
· Pemutusan hubungan kerja
D. PERKEMBANGAN MANAJEMEN SDM
Manajemen
SDM timbul sebagai masalah baru pada dasawarsa 1960-an, sedangkan
personel manajemen (manajemen kepegawaian) sudah lahir pada tahun
1940-an. Antara manajemen SDM dan manajemen kepegawaian terdapat
perbedaan antara ruang lingkup atau objeknya. Manajemen SDM mencakup
masalah-masalah yang berkaitan dengan pembinaan, penggunaan, dan
perlindungan SDM baik yang berada dalam hubungan kerja maupun yang
berusaha sndiri. Sedangkan personel manajemen mencakup SDM, baik yang
berada dalam organisasi/perusahaan-perusahaan terutama perusahaan modern
yang di kenal dengan sector formal, umumnya pada Negara-negara yang
sedang berkembang dengan laju pertumbuhan penduduk masih tinggi.
E. MASALAH SDM
Di
lingkungan perusahaan departemen SDM merupakan sisitem terbuka yng
dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka berada. Dua dari banyak
masalah lingkungan yang paling signifikan dihadapi oleh para
manajer/pemimpin dan departemen SDM adalah masalah manajemen SDM
intenasional dan pemerintah.
1. Masalah eksternal
a) Keragaman budaya dan sikap
b) Keragaman melalui imigrasi dan migrasi
c) Keragaman dan profesional
2. Masalah-masalah ekonomi global
3. Masaklah-masalah pemerintah
4. Masalah organisasi
5. Masalah-masalah professional
6. Masalah SDm internasional
J. TANTANGAN MANAJEMEN SDM
1. Tantangan eksternal
Lingkungan eksternal yang sering di hadapi manajemen
sumber daya manusia mencakup: perubahan tekhnologi, pengaturan
pemerintah, factor sosial budaya, pasar tenaga kerja, factor politik,
kondisi perekonomian, factor geografi, factor demografi, kegiatan mitra,
pesaing
2. Tantangan internal
Tantangan internal muncul karena adanya SDm yang mengejar pertimbangan di antaranya adalah : financial, penjualan, keuangan, service, produksi, dan lain-lain.
PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Ada bebrapa keuntungan bagi perusahaan yang menggunakan perencanaan SDM, diantara lain :
1. Integrasi yang strategis antara permintaan dan jumlah staf yang ada.
2. Pemanfaatan SDm yang tersedia secara efektif.
3. Persaingan SDM dan sasaran perusahaan masa depat secara tepat guna.
4. Hemat secara ekonomi dalam penerimaan pegawai baru.
5. Memperluas informasi SDM sesuai dengan kegiatan SDM dan unit organisasi lain.
6. Permintaan dalam jumlah besar pada pasar tenaga kerja local akan terpenuhi.
7. Kordinasi program SDM dan kebutuhan yang tersedia.
A. PENGERTIAN PERENCANAAN SDM
Beberapa hal penting tentang perencanaan SDM, yaitu :
· Isu SDM adalah hal penting dan mendasar dalam prusahaan secara luas.
· Perencanaan
SDM sebagai proses mengenai pembuatan kebijakan baru, system, dan
program menjamin pengolahan SDM di bawah kondisi yang tidak pasti
· Peran
staf professional mengalami perubahan dalam perencanaan SDM, proses
tersebut tetap dalam alur aktivitas manajemen yang berhubungan dengan
perencanaan bisnis yang sedang berjalan.
B. SISTEM PRENCANAAN SDM
Sistem
perencanaan SDM pada dasarnya meliputi prakiraan (estimasi)
permintaan/kebutuhan dan penawaran/penyediaan SDM. Estimasi permintaan
SDM dapat di bagi dengan dua cara, yakni
1. Estimasi suplai internal
Hal
ini dilakukan untuk menghitung karyawan yang ada, tetapi juga mengaudit
untuk mengevaluasi kemampuan-kemampuan mereka. Informasi ini menugaskan
pada karyawan terentu untuk mengisi lowongan-lowongan pekerjaan di
waktu yang akan dating.
2. Estimasi suplai eksternal
Tidak
setiap lowongan yang dipenuhi terdapat langsung persediaan SDM.
Kebutuhan SDM yang harus dipenuhi dari sumber suplai eksternal dapat
diperoleh dengan menganalisis pasar tenaga kerja(labor markets). Selain
perlu pula memperhatikan trend kondisi kependudukan (demografis) dan
sikap masyarakat terhadap perusahaan/lembaga lainnya.
BAB 3
Peran Perencanaan Strategi MSDM
A. PENGERTIAN PERENCANAAN STRATEGI MSDM
Strategi
SDM merupakan rencana kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan SDM
secara keseluruhan demi perubahan yang di harapkan olleh perusahaan.
StrategiSDM merupakan bagian dari strategi bisnis, tetapi pada
kenyataannya rencana SDM di kembangkan secara terpisah. Rencana SDM
umumnya dipersiapkan untuk dipertimbangkan secara terpisah dari seluruh
strategi bisnis. Pdahal salah satu factor yang menentukan keberhasilan
atau kegagalan suatu perusahaan adalah SDM nya. Keberhasilan perusahaan
diukur oleh kemampuan perusahaan dalam mencapai sasaran yang di
harapkan. SDM dalam perusahaan merupakan factor kunci bagi jalannya
perusahaan pada masa kini maupun pengembangan perusahaan pada masa depan
yang merupakan salah satu factor operasi disamping mesin dan peralatan,
serta bahan-bahan dan dana. Dalam hal iini SDM hanya di anggap hanya
bersifat pasif yang hanya di ukur dari produktivitasnya, tetapi hal itu
tidaklah benar sebab SDM itu sendiri dapat mempengaruhi produktivitas,
sehingga tingkat produktivitas dapat meningkat atau sebaliknya sangat
tergantung pada motivasi atau persepsi SDM itu terhadap dirinya maupun
terhadap perusahaan.
Dalam
kajian baru ini, manajemen strategi telah mendapatkn perhatian yang
besar. Bagaimanapun juga strategi SDM telah menjadi masalah yang lebih
tentative (sementara) , terminology yang singkat dan terfokuskan.
Perenacanaan perusahaan yang lebih bermanfaat sebagai alat untuk
memancing pemikiran dan diskusi daripada sebagai proses untuk
mendefinisikan tujuan jangka panjang dan rangkaian kegiatan.
B.PERUMUSAN STRATEGI MSDM
Sejalan
dengan transformasi fungsi manajemen SDM menuju manajemen strategis,
perencanaan SDM juga berkembang ke arah yang sama. Perencanaan SDM
membutuhkan lebih dari sekeda penyusunan teknik-teknik yang merupakan
bagian dari fungsi personalia. Tidak seperti pada awal perkembangannya,
dimana metode-metode perencanaan yang digunakan cenderung temporer
(berorientasi jangka pendek) sederhana dan pragmatis, tetapi sekarang
sudah tiba saatnya untuk melihat perencanaan SDM sebagai system yang di
kaitkan dengan perusahaan secara keseluruhan. Perencanaan SDM tidak
boleh lagi cenderung pada pendekatan yang top down, tetapi harus
melibatkan karyawan level bawah melalui pendekatan bottom up.
Strategi
manajemen SDM sebagai bagian strategi usaha, di susun dan diterapkan
dalam kontek yang sama secara secara keseluruhan sebagai perencanaan
fungsional yang lain, seperti strategi pemasaran perusahaan, strategi
financial, strategi informasi, dan strategi teknologi, kesemuanya
disusun dan diterapkan dalam kerangka yang sama, seperti yang di
gambarkan dalam table 3.4 nanti, ada tiga fase dalam manajemen strategi :
· Penilaian lingkungan
· Pengembangan
strategi, sebagaimana arah strategi ditinjau atau di definisikan;tujuan
dan kegiatan direncanakan; dan sumberdaya dialokasikan
· Penerapan strategi, pengangkatan perubahan peraturan diterapkan sehingga meyakinkan hasil usaha yang dikehendaki
Table 3.4 proses strategi manajemen
PENILAIAN LINGKUNGAN
|
PENGAMBANGAN STRATEGI
|
PENERAPAN STRATEGI
|
· Telitilah lingkungan internal dan eksternalnya
· Lakukan penilaian kekuatan, kelemahan, harapan dan tantangan (SWOT)
· Definisikan kemampuan utama dan manfaat kompetitifnya
· Definisikan persoalan-persoalan strategis
|
· Tinjau dan revisilah visi dan misi
· Susunlah tujuan strateginya
· Kembangkan rncana kegiatan
· Alokasikan sumber dayanya
|
· Luruskan harapan, organisasi, personalia, dan kemampuan manajemen
· Terapkan system dan teknologi
· Evaluasi efektivitasnya
|
1. Perumusan Strategi Manajemen
Perencanaan
bisnis menguji factor eksternal maupun internal yang terkait dalam
lingkungan bisnis berkaitan dengan situasi sekarang. Kemudian,
kesimpulan dicapai pada definisi usaha, visi dan misi, tujuan strategi,
target penampilan, dan rencana kegiatan. Proses perencanaan memiliki
beberapa level focus. Penilaian lingkungan dilengkapi :
a. Manajemen mendefinisikan atau menegskan visi, misi, dan nilai perusahaan dengan melengkapi arah strategi organisasi.
b. Perumusan
strategi diterjemahkan ke dalam tujuan strategis dan bagian kegiatan
yang luas, meliputi program, proyek, dan proses yang akan mencapainya.
c. Perumusan
strategi merumuskan konteks bagi pendefinisian perencanaan operasi dan
tujuan serta pengalokasian sumber daya melalui proses keputusan anggaran
dan modal.
d. Unit, tim, maupun individual mendefinisikan rencana kegiatan dengan tujuan kemampuan tertentu.
2. Perumusan Stategi SDM
a. Proses perencanaan dua arah
Seperti
strategi usaha yng lain, strategi SDM di bentuk melalui dua proses top
down dan bottom up dalam suatu organisasi, proses top down memberikan
kontek strategis yang perlu bagi perencanaan tim maupun unit. Suatu
rencana adalah strategis sifatnya, jika rencana tersebut difokuskan pada
persoalan-persoalan penting yang di angkat dalam sebuah penilaian
lingkungan. Pada pengorganisasian yang kompetitif sekarang ini, alangkah
penting bagi karyawan pada semua level untuk dibiasakan pada tekanan
dan perubahan eksternal dan pada arah yang strategis yang sedang di
ambil untuk diarahkan padanya.
b. Proses penyatuan
Dalam
fase penilaian lingkungan, penilaian lingkungan SDM dihubungkan secara
terpisah tapi sejajar, bersama-sama dan interaktif dengan stategi
perusahaan. Beberapa hasil dari pengamatan lingkungan SDM berhubungan
dengan perencanaan strategi perusahaan dan diterapkan padanya. Dalam
proses penyatuan, suatu strategi SDM dikembangkan secara bersama-sama
dengan strategi perusahaan. Keduanya dapat di hadirkan dan didiskusikan
bersama-sama, tetapi keduanya adalah ahsil yang berbeda dari proses yang
sejajar dan bersatu. Dengan mengembangkan dan mempertimbangkannya
secara berduaan, ada kemiripan yang saling memengaruhi satu dengan yang
lain dan di ambil sebagai keseluruhan yang terpadu stsu
sekurang-kurangnya sebagai perkat.
c. Proses terpisah
Pendekatan
alternative dan terbaik yang menjadi pendekatan yang paling umum di
terapkan akhir-akhir ini adalah pengembangan dari rncana SDM yang
berbeda. Proses ini di siapkan secara terpisah dari keseluruhan strategi
perusahaan. Proses ini dapat dirumuskan secara besama-sama dengan
perencanaan strategis.
Manfaat
nyata dari proses ini adalah bahwa strategi SDM benar-benar diciptakan
dan dapat digunakan untuk mengarahkan program, kebijakan, dan keputusan
praktis serta kegiatan. Sayangnya ada juga perusahaan yang kekurangan
kegiatan perumusan strategi bisnis yang tepat secara memadai untuk meluruskan
program atau kebijakan perusahaan. Karena itu, ini hanya suatu
alternative, dimana tidak ada strategi usaha, maka teruskanlah.
d. Proses terpadu
Pendekatan
yang lebih disukai bagi pengembangan SDM adalah proses terpadu yang
menjadi bagian integral dari strategi perusahaan pada masing-masing
level. Jika ini betul-betul penting sepanjang strategi fungsional yang
lain dan lebih penting dari yang lain, maka strategi SDM seharusnya
menyatu dengan proses perumusan strategi.
Untuk
menjadi terpadu, perubahan-perubahan dalam lingkungan dikaji dengan
menghargai persoalan-persoalan lain yang terkait dengan perusahaaan.
Dalam unit-unit perusahaan di mana manajer senior menganggap
pesoalan-persoalan SDM sebagai hal yang penting terhadap pencpaian
tujuan perusahaan, perencanaan yang demikian sering terpadu. Dalam
diskusi laporan strategi, pernyataan-pernyataan mungkin mengarah pada
topic SDM berkaitan dengan keuangan, produksi, dan pemasaran atau
aspek-aspek yang lainnya.
3. Rencana Kegiatan
Ada
bias yang timbul terhadap pelaksanaan dalam perusahaan-perusahaan yang
sedang melaksanakan pelaksanaan manajemen, Khusus sebagai bagian dari
rumusan strategi. Mereka menafsirkan persoalan-persoalan ke dalam
rencana kegiatan dalam program-program beberapa tahun dan skala
prioritas, akuntabilitas yang jelas dan pengukuran-pengukuran hasil.
Mereka memberikan tanggung jawab yang jelas, penentuan waktu, dan sumber
daya yang dikehendaki bagi pelaksanaan strategi.
Perusahaan
juga memepertimbangkan bagaimana strategi itu dijalankan, bagaimana
semua kelompok diberitahukan dan dilibatkan dalam penrapan strategi.
Perusahaan juga memberikan alternative lain terhadap pelaksanaa yang
mungkin di ambil atau praktik manajemen SDM yang dapat di terapkan
terhadap kebutuhan yang dianggap perlu. Sebagai contoh, Perencanaan
suksesi dan inisiatif untuk merekrut atau mengembangkan keterampilan
manajemen masa depan difokuskan secara bertahap dalam pelaksanaan
pengembangan yang akan di terapkan.
4. Penerapan
Suatu
strategi yang baik akan menjadi tidak brharga jika strategi itu tidak
diterapkan. Penerapan strategi menghendaki penyesuaian harapan karyawan,
penyusunan organsisasi, staffing, dan membanguin kemampuan serta
manajemen kemampuan terhadap strategi. Penerapan SDM bukanlah perioritas
kedua bagi manajemen. Strategi manajemen SDM adalah tanggung jawab
utama yang memberikan sumber daya utama dalam memberikan manfaat
kompetitif terhadap perusahaan.
BAB 4
Analisa dan Rancang Pekerjaan
A. ANALISIS PEKERJAAN
Pekerjaan
dianalisis sebagai kegiatan rutin pada manajemen strategis yang
dilakukan sejak awal tahun 1900-an. Kemudian diperbaharui dengan
pengertian mengenai pengukuran kinerja, biaya, dan standarisasi,
peningkatan produktivitas prosedur teknik industri lainnya.
Sejalan
dengan itu, pekerjaan berhubungan dengan proses analisis yang digunakan
untuk administrasi penggajian. Dalam masalah ini, analisis pekerjaan
digunakan untuk pengembangan deskripsi dan fungsi jabatan atau penentuan
respon terhadap masing-masing posisi.
Oleh
karena itu, dalam perkembangannya secara ekstrim dapat dibedakan dua
sumber informasi untuk menjelaskan analisis pekerjaan, yaiturealitas
versus persepsi, seperti terlihat pada table 4.1 berikut :
|
Sumber Informasi
| |
LEVEL
|
Pemimpin
|
manajer
|
Realitas
Persepsi
Norma
perencanaan
|
Mengapa ia berbuat sesuatu
Mengapa ia berfikir sesuatu
Mengapa ia memikirkan sesuatu yang lebih luas
Mengapa ia merencanakan sesuatu
|
Mengapa manajer berfikir untuk individu tertentu
Mengapa manajer menyukai pekerjaan itu
Mengapa manajer berfikir agar individu berbuat sesuatu
|
Setelah
itu tantangan akan muncul sejalan dengan perkembangan dan kemajuan
peradaban manusia. Tantangan kesempatan kerja harus diantisipasi oleh
para manajer dan bidang Human Resource Management (HRD). Kalangan
professional menjawab dengan antisipasi proaktif melalui jaringan
system informasi pekerjaan dalam organisasi atau perusahaan. Sebuah
pekerjaan merupakan gambaran dari pencerminan tugas-tugas,
kewajiban-kewajiban, tanggung jawab nyata dari setiap anggota karyawan
terhadap pekerjaannya. Analisis pekerjaan mempelajari gambaran atau
desain dari aktivitas-aktivitas yang menentukan tugas, kewajiban, dan
tanggung jawab tersebut dari setiap pekerjaan yang dilakukan karyawan.
Departemen
SDM harus dapat membantu para manajer dan para stafnya, para pengguna
SDM, dan jaringan system informasi sumber daya manusia (human resource information system=HRIS) dengan memberikan informasinya tentang pekerjaan, serta mengembangkan prinsip perencanaan desain pekerjaan (job-design principle).
Bagaimana mencari solusi dan memberikan informasi untuk menyelesaikan
kesulitan yang muncul merupakan tantangan dalam dunia kerja. Selanjutnya
untuk menentukan analisis pekerjaan dapat di uraikan dalam bentuk
spesifikasi pekerjaan dan deskripsi pekerjaan. Spesifikasi dan deskripsi
pekerjaan berisi tentang uraian nama pekerjaan atau jabatan tugas dan
fungsi dasar, wewenang, tugas-tugas, penggunaan tekhnologi, ruang
lingkup kegiatan, tanggung jawab, hubungan kerja, dan criteria penilaian
hasil kerja.
Analisis
pekerjaan dapat diaplikasikan sebagai alat untuk perencanaan SDM pada
tingkat manajerial, profesional dan terkai
Evaluasi pekerjaan Analisis pekerjaan
Dengan kata lain
analaisis pekerjaan adalah mempelajari, mencari, dan menentukan
gambaran atau desain dari aktivitas-aktivitas yang
menentukantugas-tugas, kewajiban dan wujud tanggung jawab dari setiap
pekerjaan yang dilakukan karyawan.n
- Analisis pekerjaan juga dapat diartikan sebagai proses pengumpulan dan pemeriksaan atas aktivitas-aktivitas kerja pokok di dalam sebuah posisi serta kualifikasi (keahlian, pengetahuan, kemampuan, serta sifat-sifat individu lainnya) yang di perlukan untuk memaksimalkan aktivitas-aktivitasnya
- Analisis pekerjaan merupakan kegiatan atau proses menghimpun dan menyusun berbagai informasi yang berkenaan dengansetiap pekerjaan, tugas-tugas, jenis pekerjaan, dan tanggung jawab secara operasional untuk mewujudkan tujuan organisasi atau bisnis sebuah perusahaan
- Deskripsi tugas adalah produk utama suatu analisis pekerjaan yang menyajikan suatu ringkasan pekerjaan secara tertulis sebagai identifikasi suatu kesatuan organisasi.
- Spesifikasi pekerjaan merupakan suatu penjelasan tertulis mengenai pengetahuan, keterampilan, kemampuan, cirri, dan karakteristik lain yang penting bagi efektivitas kinerja dari suatu pekerjaan.
- Tugas adalah kordinasi dan kumpulan rangkaian elemen-elemen pekerjaan yang digunakan untuk menghasilkan suatu keluaran (missal suatu unit produksi atau pelayanan kepada pelanggan)
- Posisi adalah kombinasi dari tanggung jawab dan tugas-tugas yang dilakukan oleh perorangan. Jumlah posisi sebanyak jumlah karyawan di dalam suatu perusahaan.
- Pekerjaan adalah kelompok posisi yang tugas-tugasnya serupa, seperti programmer computer atau spesialisasi kompetensi.
- Rumpun pekerjaan adalah kelmpok dari dua atau lebih pekerjaan yang mempunyai tugas-tugas yang serupa.
Dengan demikian, pada intinya anlisis pekerjaan adalah
menempatkan orang yang tepat pada suatu pekerjaan tertentu, sesuai
dengan kemampuan, kaehlian dan pengalaman dalam melakukan suatu
pekerjaan. Jadi, hal ini dapat menghidari hal-hal yang kurang
menguntungkan bagi perusahaan, seperti seringnya mengganti atau
menempatkan orang yang kurang tepat untuk suatu jabatan didalam suatu
organisasi atau perusahaan.
Dalam
rangka memperoleh suatu analisis akurat, departemen SDM bersandar pada
organisasi dan karyawan, yang diharapkan bisa menyediakan informasi
berikut :
· Daftar pertanyaan analisis pekerjan seluruhnya;
· Skema organisasi manajemen;
· Informasi tentang perubahan dalam perusahaan yang sudah memengaruhi posisi itu;
· Klarifikasi memperjelas informasi yang diberikan.
Departemen
SDM kemudian akan meneliti informasi tersebut dan menentukan apakah
suatu posisi dapat dikelompokan ke dalam suatu pekerjaan yang sudah ada
apakah atau apakah suatu pekerjaan baru perlu untuk diciptakan. Pada
akhirnya kegiatan analisispekerjaan hendaknya dapat memberikan jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan sepeti ini:
· Berapa banyak waktu diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas penting?
· Tugas-tugas mana yang dapat di kelompokan dengan mempertimbangkan jenis suatu pekerjaan?
· Bagaimana merancang pekerjaan sehingga kinerja karyawan dapat di titngkatkan>?
· Jenis keahlian apa yang diperlukan untuk suatu jabatan tertentu?
· Jenids pendidikan apa yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas kinerja?
· Jenis pendidikan apa yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu?
· Karyawan mana yang terbaik dan sesuai untuk suatu pekerjaan?
· Informasi apa yang diperoleh dari suatu analisis pekerjaan yang dapat digunakan untuk program pengembangan SDM?
2. Tujuan Analisis Pekerjaan
Perlu
disadari bahwa tujuan lembaga, organisasi atau perusahaan dengan
perencanaan manajemen SDM yang berorientasi pada hasil analisis
pekerjaan adalah untuk mewujudkan eksistensi, efektivitas, dan
sfisiensi, serta produktivitas dalam pencapaian tujuan atau sasaran
perusahaan, seperti yang telah di tetapkan dalam program perencanaan.
Analisis pekerjaan ini dapat diuraikan dalam spesifikasi dan deskripsi
pekerjaan. Karena kegiatan ini merupakan hal yang sangat penting bagi
suatu organisasi. Dikatakan demikian karena berbagai tindakan dalam
pengelolaan SDM tergantung pada informasi tentang analisis pekerjaan
yang telah dilakukan.
Tindakan-tibdakan
yang diperlukan oleh manajemen SDM untuk mencapai tujuan yang
didasarkan pada analisis pekerjaan adalah sebagai berikut:
a. Evaluasi peran lingkungan terhadap pekerjaan individu.
b. Kaji kembali kemungkinan ada persyaratan kerja yang using.
c. Ciptakan peraturan yang dapat menguntungkan semua pihak.
d. Rancang kebutuhan SDM masa depan.
e. Sesuaikan antara jumlah pelamar dan pekerjaan yang tersedia.
f. Rancang kebutuhan pendidikan dan pelatihan untuk karyawan baru maupun karyawan yang sudah berpengalaman.
g. Rancang rencana pengembangan potensi karyawan.
h. Tentukan standar kerja/potensi yang realistis.
i. Penempatan karyawan hendaknya sesuai dengan minatnya.
j. Penempatan karyawan harus sesusai dengan keahliannya.
k. Berikan kompensasi secara wajar.
3. Pengumpulan Informasi Analisis Pekerjaan
Sistem
informasi SDM juga berperan sangat signifikan dalam analisis pekerjaan.
Melalui uraian spesifikasi dan standar pekerjaan, satuan kerja yang
mengelola SDM dapat mengambil berbagai langkah yang diperlukan, yang
berguna bagi kepentingan internal dan eksternal perusahaan.
Setiap
karyawan perlu memahami betul maksud dan tujuan pengumpulan informasi
analisis pekerjaan. Dengan analisis yang benar akan diperoleh
kepercayaan sebagai sarana sosialisasi dan pemahaman yang menyeluruh
dalam lingkungan perusahaan, lingkungan kerja, dan bagi karyawan yang
diberikan pengembangan keterampilan kerja. Keberhasilan karyawan dalam
melakukan analisis pekerjaan ini tidak terlepas dari peran aktif
penyelia atau atasan lansung dari karyawan tersebut, dan tugas para
penyelia tersebut adalah:
a. Mengidentifikasi pekerjaan yang harus dianalisis.
Identifikasi
permasalahan sangat penting sebelum mengumpulkan informasi pekerjaan
dengan jalan membangun hubungan, analisis kemungkinan, daftar
terstruktur dari catatan yang di kumpulkan, struktur organisasi, Tanya
jawab dari para karyawan dan supervisor.
b. Mengembangkan dan mempersiapkan daftar analisis pekerjaan, dengan jalan menentukan:
· Stetus dan identifikasi, maksud dan tujuan, pengelompokan penggunaan hasil analisis, atasan, dan waktu.
· Tugas-tugas dan tanggung jawabnya(duties and responsibility).
· Karakteristik karyawan dan kondisi kerja
· Standar kinerja karyawan.
c. Mengumpulkan informasi analisis pekerjaan, melalui:
1) Wawancara lansung dengan karyawan (interview)
2) Diskusi dengan tenaga ahli (panel of experts)
3) Daftar kuesioner (mail questionnaires)
4) Catatan kerja karyawan(employee log)
5) Observasi langsung (observation)
6) Kombinasi teknik pengumpulan data (combination).
4. Sistem Informasi Analisa Pekerjaan
Dalam
jaringan system informasi analisis pekerjaan, system informasi sumber
daya manusia dan desain pekerjaan menunjukkan bagaimana cara-cara SDM
yang professional diperluas dalam departemen informasi SDM sebagai basis
dasar untuk menerapkan analisis pekerjaan yang menyediakan pelayanan
lebih baik dalam pelaksanaan tugas-tugas manajer atau pimpinan.
Kemudiana bagian tersebut diamanatkan/ditunjukkan untuk bahan informasi
sumber daya manusia serta konsekuensi dari pengelolanya.
Adapun kegiatan yang utama dari pengeloaan manajemen SDM dalam informasi analisis pekerjaan adalah:
· Mengevaluasi tentang tantangan lingkungan yang dapat mempengaruhi individu.
· Menghapuskan persyaratan yang tidak diperlukan atau tidak relevan yang dapat membedakan pekerjaan karyawan.
· Menemukan unsure pembagian tugas yang dapat membantu atau menghalangi kualitas dari lingkungan kerja.
· Merencanakan persyaratan bagi departemen SDM mendatang
· Sebagai penghubung dan control antara pelamar pekerjaan dan pembukaan lowongan kerja.
5. Langkah-langkah dalam analisis pekerjaan
1.Menyediakan suatu pandangan yang kuas bagaimana masing-masing pekerjaan, berkait dengan perusahaan secara keseluruhan.
2.Untuk mendorong menentukan bagaimana analisis pekerjaan dan informasi rancang pekerjaan akan digunakan.
3.Melibatkan penggunaan dari teknik analisis pekerjaan yang bisa di terima.
4.Mengumpulkan informasi yang diperlukan.
5.Untuk mngembangkan suatu deskripsi tugas
6.Mempersiapkan suaru spesifikasi pekerjaan.
6. Teknik Analisis Pekerjaan
a. Pengamatan
b. Wawancara
c. Pandangan pejabat, atasan langsung dan karyawan senior
d. Daftar pertanyaan
e. Catatan harian pekerjaan karyawan
f. Teknik kombinasi
7. Deskripsi Spesifikasi Pekerjaan
a. Nama pekerjaan
b. Ringkasan
c. Peralatan
d. Lingkungan
e. Aktivitas
8. Aplikasi Analisis Pekerjaan
Suatu analisis pekerjaan yang baik harus memenuhi criteria sebagai berikut:
· Menghasilkan suatu deskripsi yang jelas;
· Frekuensi dan pentingnya tugas perilaku harus ditaksir;
· Harus
mempertimbangkan suatu penilaian akurat mengenai pengetahuan,
keterampilan, dan karakteristik lain yang diperlukan dalam pekerjaan;
· Harus
menghasilkan informasi tentang hubungan antar tugas-tugas pekerjaan
dengan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan karakteristik lain
untuk masing-masing tugas pekerjaan.
9. Metode Baru Analisis Pekerjaan
a. Pendekatan peristiwa genting
b. Skala penilaian tingkah laku
c. Ukuran dari kedudukan pengelola
d. Analisis posisi daftar pertanyaan
e. The hay system
10. Hubungan Analisis Pekerjaan Dengan SDM
Analisis
pekerjaan dari suatu perusahaan dalam mewujudkan eksistensinya untuk
mencapai tujuan memerlukan sejumlah karyawan yang mampu secara efektif
dan efisien melaksanakan seluruh volume kerja.
Evaluasi
pekerjaan merupakan suatu prosedur pengklasifikasian pekerjaan
berdasarkan kegunaan masing-masing di dalam organisasi dan dalam tenaga
karya yang terkait.
BAB 5
Rekrutman dan Seleksi
A. Rekrumen
Rekrumen
pada dasarnya merupakan proses menentukan dan menarik pelamar yang
mampu untuk bekerja dalam suatu perusahaan. Proses ini di mulai ketika
para pelamar dicari dan berakhir ketika lamaran-lamaran mereka
diserahkan/dikumpulkan. Hasilnya adalah merupakan sekumpulan pelamar
calon karyawan baru untuk diseleksi dan dipilih. Selain itu rekruitmen
juga dapat dikatakan sebagai proses untuk mendapatkan dejumlah SDM
(karyawan) yang berkualitas untuk menduduki suatu jabatan atau pekerjaan
dalam suatu perusahaan.
Setelah
perencanaan SDM ditetapkan , kemudian dipikirkan beberapa cara
alternative rekruitmen. Perlunya dipikirkan tentang alternative terhadap
rekruitmen didasarkan pada pertimbangan bahwa rekruitmen memerlukan
biaya yang tinggi, antara lain untuk preproses riset interview,
pembayaran fee agen rekrutmen, dan masalah relokasi dan pemrosesan
karyawan baru. Disamping itu, Para karyawan yang diproses dalam
rekrutmen serta dinyatakan lulus dalam seleksi. Kemudian diterima
menjadi karyawan, nantinya akan sukar untuk di keluarkan (diberhentikan)
meskipun mereka hanya memperlihatkan kinerja marjinal saja. Oleh karena
itu perusahaan harus mempertimbangkan secara hati-hati berbagai
alternative sebelum melakukan rekrutmen.. Alternatif rekrutmen antara
lain:
a. Kerja lembur
b. Subcontracting
c. Tenporary Employee
d. Employee leasing
B. Sumber-sumber Rekruitmen
a. Dari sumber internal perusahaan
§ Keuntungan merekrut dari dalam perusahaan:
Ø Tidak terlalu mahal
Ø Dapat memelihara loyalitas dan mendorong usaha yang lebih besar antara para karyawan perusahaan
Ø Sudah terbiasa dengan suasana perusahaan sendiri
§ Kelemahan merekrut dari dalam perusahaan
Ø Pembbbaaatasan terhadap bakat-bakat
Ø Mengurangi peluang
Ø Dapat meningkatkan perasaan puas diri
Perekrutan dari dalam perusahaan dapat dilakukan melalui:
1) Penawaran terbuka untuk suatu jabatan(Job posting programs).
Rekruitmen terbuka ini merupakan system mencari pekerja yang
berkemampuan tinggi untuk mengisi jabatan yang kosong dengan memberikan
kesempatan pada semua karyawan yang berminat.
2) Perbantuan pekerja(departing employees).
Rekrutmen ini dapat dilakukan melalui perbantuan pekerja untuk suatu
jabatan dari unit kerja lain. Kemudian setelah selang beberapa waktu
lamanya, apabila pekerjaan yang di perbantukan tersebut merupakan calon
yang tepat, maka dapat di angkat untuk mengisi jabatan yang kosong
tersebut.
b. Dari sumber eksternal di dalam negri perekrutan melalui:
1. Walk-ins, dan write-in (pelamar yang datang dan menulis laporannya sendiri).
2. Rekomendasi dari karyawan.
3. Pengiklanan (surat kabar, televise, majalah, radio, internet, dan medi periklanan lainnya).
4. Agen-agen keamanan tenaga kerja Negara
5. Agen-agen penempatan tenaga kerja
6. Lembaga-lembaga
pendidikan dan pelatihan yang menggunakan tega kerja khusus yang
menghsilkan SDM yang berkualitas dan siap kerja.
7. Departemen tenaga kerja.3
8. Tenaga-tenaga professional yang mencari perusahaan.
9. Organisasi-organisasi profesi/keahlian.
10. Asosiasi-asosiasi pekerja.
11. Operasi-operasi militer
12. Program pelatihan kerja yang diadakan pihak swasta.
13. Pekerja-pekerja sewaan.
14. Open house
Setelah
menemukan/mendapatkan calon-calon karyawan, maka perusahaan melakukan
proses seleksi, yang dimaksud seleksi di sini adalah kegiatan dalam
manajemen SDM yang dilakukan setelah proses rekruitmen selesai, dengan metode-metode yang telah di tentukan sebelumnya.
BAB 6
Pengenalan, Penempatan, dan Pemberhentian
- Pengenalan
Pengenalan memiliki beberapa tujuan yaitu:
- Memberikan rasa bangga menjadi anggota perusahaan yang berkualitas
- Menciptakan kesadaran akan lingkup bisnis perusahaan dan pngaruhnya terhadap perusahaan lainnya
- Memberikan penekanan bahwa keuntungan kompetitif didasarkan pada focus pelanggan dan pelayanan
- Mengurangi kekhawatiran berkaitan dengan pekerjaan baru
- Membantu penjelasan pengembangan kontribusi dari anggota tim
- Menjelaskan standar mutu yang menjadi ukuran kinerja
- Membangun tanggung jawab bagi pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang dibagi antara karyawan dan manajemen.
- Penempatan
- Promosi
- Transfer dan demosi
- Job posting program
- Pemberhentian
- Meninggalkan pkerjaan sementara (cuti)
- Pengurangan
- Pengunduran diri sementara
- Pemecatan (penghentian/pemutusan hubungan kerja)
BAB 7
Pelatihan dan Pengembangan SDM
Pada
dasarnya setiap kegiatan yang terarah tentu harus mempunyai sasaran
yang jelas, memuat hasil yang ingin di capai dalam melaksanakan kegiatan
tersebut. Demikian pula dengan program pelatihan. Hasil yang ingin
dicapai hendaknya dirumuskan dengan jelas agar langkah-langkah persiapan
dan pelaksanaan pelatihan dapat diarahkan untuk mencapai sasaran yang
di tentukan. Tujuan atau sasaran dari pelatihan dan pengembanhan pada
dasarnya dapat dikembangkan dari serangkaian pertanyaan sebagai berikut:
- Keefektifan/validitas pelatihan
Apakah peserta memperoleh keahlian, pengetahuan, dan kemampuan selama pelatihan
- Keefektifan pengalihan/transfer ilmu pengetahuan
Apakah pengetahuan, keahlian atau kemampuan yang dipelajari dalam pelatihan dapat meningkatkan kinerja dalam melakukan tugas
- Keefektifan/validitas intraorganisational
Apakah
kinerja pekerjaan dari grup baru yang menjalani program pelatihan di
perusahaan yang sama dapat dapat dibandingkan dengan kinerja sebelumnya
- Keefektifan/validitas interorganisasional
Dapatkah suatu program pelatihan yang di terapkan di suatu perusahaan dapat berhasil di perusahaan yang lain
TUJUAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN ADALAH:
a. Untuk meningkatkan kualitas output;
b. Untuk meningkatkan kuantitas output;
c. Untuk menurunkan biaya limbah dan perawatan;
d. Untuk menurunkan jumlah dan biaya terjadinya kecelakaan;
e. Untuk menurunkan turnover, ketidaj hadiran kerja sertameningkatkan kepuasan kerja;
f. Untuk mencegah timbulnya antipti karyawan
BAB 8
Perencanaan dan Pengembangan Karir
TUJUAN DAN MANFAAT PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR
- Persamaan karir(career equity). Karyawan menginginkan adanya kesamaan di dalam sisitem promosi dan kesempatan memajukan karier;
- Masalah pengawasan. Karyawan ingin di dalam pengembangan kariernya ada peran aktif para pengawas serta dapat memberikan umpan balik atas prestasi kerjanya;
- Kesadaran akan adanya kesempatan;
- Minat karyawan;
- Kepuasan karier.
- Mengembangkan karyawan yang dapat di promosikan;
- Memudahakan penempatan ke luar negri;`
- Menyaring potensi karyawan.
PROGRAM PENGEMBANGAN KARIER
Pengembangan
karier sekarang diakui sebagai strategi dari departemen SDM, selain
pelatihan, pengembangan administrasi, dan konsultasi organisasi. Tujuan
mendasar dari program ini adalah untuk membantu karyawan dalam
menganalisis kemampuan dan minat dalam penyesuaian antara kebutuhan
untuk tumbuh dan berkembang dengan kebutuhan perusahaan.
BAB 9
SDM Berbsis Kompetensi Dan Profesional
Konsep kompetensi bukan lah hal yang baru di dalam psikologi organisasi industry amerika yang sudah memiliki gerakan kompetisi sejak akhir tahun 1960 dan awal tahun 1970.
hasil
penelitian yang dahulu memperlihatkan bahwa semua jenis kompetensi
non-akademik seperti kemampuan menggeneralisasi, sejumlah ide, emosi,
kemampuan manajerial, kecepaatan dalam pembelajaran jaringan kerja
memprediksikan untuk kerja yang sukses pada pekerjaan dan tidak berada
di antara calon berdasarkan status ras, jenis kelamin, atau sosiao
ekonomi. Penelitian selanjutnya yang menggunakan metode penelitian
kompetensi ini menuju definisi kompetensi dan prosedur untuk melakukan
studi tentang kompetensi.
Kompetensi
pad umumnya diartikan sebagai kecakapan, keterampilan, kemampuan, kata
dasarnya sendiri, yaitu kompeten tentu saja berarti cakap,mampu atau
terampil. Pada konteks manajemen SDM, istilah kompetensi mengacu kepada
atribut/karakteristik seseorang yang membuatnya berhasil dalam
pekerjannya. Dari berbagai referensi, diproleh beberapa definisi standar
kompetensi:
1. Competency
standards are simply worded statements about the performance in
workplace that describe in output terms: what the employee is expected
to do. How well the employee is expected to perform. How to tell when
the employee’s performance is at the expected level (adobted from ANTA
Australis)
2. Competency
standards define”competency” as. “the necessary knowledge and skills to
perform a particular work role to the standar required, within
industry”(adapted from the northern territory public sector of
ausatralia)
3. The
concept of competency focuses on what is expected of an employee in the
workplace(outcomes) rather than on the learning process. It takes into
account all aspects of work performance, recognizing that
task skills from only one component of work performance. It also
includes the ability to transfer and apply skills and knowledge to new
situation.
MENGUKUR KOMPETENSI
Ada beberapa teknik dalam pengukuran kompetensi yang diantara lain:
1. Behavior even interview (BEI)
Teknik
interview ini telah terbukti sebagai suatu teknik yang memiliki akurasi
tinggi dalam mengidentifikasikan kompetensi yang dimiliki seseorang.
Konsep BEI yang sering disebut juga Cmpetency based interview adalah
mencari data yang detail dari pengalaman masa lalu kandidat tentang:
§ Apa yang dilakukan kandidat padasituasi tertentu, bukan apa yang mungkin dilakukannya.
§ Apakah yang dipikirkan dan di rasakan pada situasi tertentu
2. Tes
Bermacam
tes dapat dipakai untuk mengukur kompetensi, misalnya work sample test,
mental-ability test, dan personality tes. Beberapa contoh beberapa
kompetensi yang diukur adalah sebagai berikut:
§ Picture story excersise mengukur achievement, impact, dan influence.
§ Weschler adult intelligence survey mengukur conceptual thinking dan analytical thinking
§ The Watson-glaser critical thinking appraisal mengukur conceptual dan analytical thnking
3. Assesement center
Kandidat
dikumpulkan disuatu tempat selama beberapa hari untuk melakukan
beberapa kegiatan dengan di nilai oleh assessor. Beberapa kegiatan yang
bisanya dilakukan adalah in-basket excercises, stress excercises, dan
wawancara, presentasi mengenasi visi, misi, dan strategi
4. Biodata
Bebrapa
kompetensi dapat diprediksi berdasarkan pengalaman kerja seseorang,
misalnya achievement motive. Dengan melihat prestasi akademisnya, tem
leadership dari kegiatan organiasasi yang dipimpinnya, atau relationship
building dari kegiatan sosial yang diikutinya.
5. Rating
Rating dapat dilakukan oleh manajer, rekan kerja, bawahan, pelanggan atau spesialis SDM.
MENGELOLA MOTIVASI UNTUK MENGUBAH KINERJA
Sebagaimana
gara manajerial berubah, organisasi perlu melihat dengan teliti untuk
memotivasi seluruh pekerjanya. Pertama dilihat permintaan yang bermasalah
yang dihadapi manajer sekarang-sekarang ini dan dalam sumberdaya
manusia tertentu maupun untuk spesialis pelatihan. Bagaimana mereka
dapat memperkenalkan system kontroversional dalam mengukur tingkah laku
manajerial. Tujuan mengelola motivasi untuk meningkatkan penempilan dan
melihat bagaimana proses bekerja, yang meliputi:
1. Motivasi
2. Persyaratan kompetensi kerja dan kompetensi manajer
3. Gaya manajerial, dengan enam definisi
4. Masalah organisasi
Gaya manajerial
1) Gaya menaksa
2) Gaya otoriter
3) Gaya pertalian hubungan
4) Gaya demokratis
5) Gaya pengaturan langkah
6) Gaya pengawasan
BAB 10 TOTAL QUALITY MANAJEMEN
TQM
bermula di amerika serikat selama PDII, ketika W. Edward deming
menolong parainsinyur dan teknisi dengan menggunakan teori statistic
untuk memperbaiki mutu produksi. Setelah perang teorinya banyak
diremehkan oleh perusahaan amerika. Kemidian deming pergi ke jepang,
dimana dia mengajarkan pemimpin bisnis top pada stastistical quality
control, agar mereka dapat membangun negaranya.
TQM
muncul sebagai respons pada kesulitan membaurkan pendekatan mutu teknis
dengan tenaga kerja yang berkembang pesat tak terlatih atau semi
terlatih, saat dan setelah PDII.
APA ITU TQM?
1. Tobin
(1990) mendefinisikan TQM sebagai usaha terintegrasi total untuk
mendapatkan manfaaat kompetitif dengan secara terus-menerus memperbaiki
setiap fase.
2. Witcher (1990) menekankan pada pentingnya aspek-aspek TQM menggunakan penjelasan berikut
a. Total menandakan bahwa setiap orang dalam perusahaan harus dilibatkan (dan mungkin para pelanggan dan pemasok)
b. Quality:mengindikasikan bahwa keperluan-keperluan pelanggan sepenuhnya dipenuhi
c. Management: menjelaskan bahwa eksekutif senior pun harus komit secara penuh.
3. Feigenbaum(1983)
mendefinisikan TQM sebagai dampak control mutu total dan tahun 1991
mendefinisikan ulang lebih lengkap, yaitu system mutu total dijelaskan
sebagai salah satu yang merangkum keseluruhan siklus kepuasan pelanggan
dari interpretasi keperluannya terutama pada tahap pemesanan, melalui
pasokan produk atau jasa dari harga ekonominya dan pada persepsinya dari
produk setelah dia menggunakannya pada sepanjang periode waktu.
PERANGKAT TQM
TQM
yang baik harus memiliki karakteristik, kepemimpinan, kepuasan,
pelanggan total, kepuasan total, keterlibatan total, pencegahan error,
komitmen, perbaikan terus-menerus, pelatihan dan pendidikan, penghargaan
dan pengakuan, kerja sama dan tim kerja. Kontribusi terpenting dalam
menciptakan lingkungan mutu total adalah mengena program-program
perbaikan terus-menerus menggunakan perangkat dan teknik-teknik SPC
(Stastitical prosess control) seperti halnya tujuh perangkat(tool)
berikut:
1. Checjsheet
2. Diagram akar dan penyebab
3. Histogram
4. Flowchart
5. Control chart
6. Pareto diagram
7. Scatter diagram
Kemuadian di kenal pada perangkat yang juga termasuk SPC:7 new tools:
1. Diagram hubungan
2. Diagram afinitas
3. Diagram sistematis
4. Diagram matriks
5. Metode matriks dan analisis
6. Grafik PDPC (Process Decision Programme Chart)
7. Diagram panah
Dan metode-metode pendukung lainyya seperti:
1. Benchmarkong
2. Brainstorming
3. ABC
4. Perbandingan berpasangan
5. Pemetaan proses
6. Dan seterusnya
BAB 15
MNYESUAIKAN HARAPAN KARYAWAN DENGAN STRATEGI PERUSAHAAN MELALUI KOMUNIKASI DAN DISIPLIN KERJA
Cara-cara
para manajer memengaruhi harapan karyawan, sebagai langkah pertama
dalam menerapkan strategi perusahaan dan stratefi SDM, yautu:
· Bagaimana manajemen dapat membentuk harapan-harapan karyawan
· Bagaimana strategi dikomunikasikan untuk membangun sebuah harapan. Bahkan suatu rangsangan, tentang perubahan yang prospektif
· Bagaimana strategi dijabarkan kedalam istilah-istilah operasional sehingga mungkin dapat di gerakkan
· Bagaimana dasar budaya perusahaan dapat dimodifikasi untuk mendukung penerapan strategi
1. Menerapkan perubahan
Proses
penerapan perubahan adalah hal yang terpenting dalam menyesuaikan
harapan karyawan dengan strategi yang diinginkan perusahaan. Dimana ada
budaya umum yang kuat, orang ragu-ragu tentang perlunya perubahan dan
mereka menentangnya. Serangkaian langkah seharusnya diikuti dalam
menerapkan perubahan.
2. Menetapkan tugas manajemen
Dengan
menjabarkan strategi kedalam tujuan kinerja, manajemen memberikan paraq
karyawan beberapa informasi khusus yang nyata, yang dapat mereka
hubungi. Semakin jelas penjabaran ini, semakin membantu usaha karyawan
dan manajemen.
3. Pemahaman komunikasi
Komunikasi
sebagai hubungan lisan maupun tulisan dua orang atau lebih yang dapat
menimbulkan pemahaman dalam suatu masalah. Dalam praktiknya terdapat
empat arus komunikasi dalam suatu perusahaan:
· Komunikasi vertical kebawah
· Komunikasi vertical keatas
· Komunikasi horizontal
· Komunikasi diagonal
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
· Jabatan
· Tempat
· Alat komunikasi
· Kepadatan kerja
MEMBANGUN DISIPLIN KERJA
Disiplin
kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi
dengan para karyawan agar mereka dapat mengubah suatu perilaku serta
sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang
untuk menaati semua aturan perusahaan dan semua norma-norma yang
berlaku
Bentuk-Bentuk Disiplin Kerja
Terdapat empat perspektif daftar yang menyangkut disiplin kerja, yaitu:
· Disiplin Retributif, yaitu berusaha menghukum orang yang berbuat salah
· Disiplin Korewktif, yaitu berusaha membantu karyawan memperbaiki perilakunya yang kurang tepat
· Perspektif hak-hak individu, yaitu berusaha melindungi hak-hak dasar individu selama tindakan-tindakan indisipliner
· Perspektif
utilitarian, yaitu berfokus kepada penggunaan disiplan hanya pada saat
konsekuensi-konsekuensi tindakan disiplin melebihi dampak-dampak
negatifnya
SANKSI PELANGGARAN KERJA
Pelanggaran
kerja adalah setiap ucapan, tulisan, perbuatan seseorang pegawai yang
melanggar peraturan disiplin yang telah diatur oleh pimpinan organisasi.
Sedangkan
sanksi pelanggaran kerja adalah hukuman disiplin yang dijatuhkan
pimpinan organisasi kepada pegawai yang melanggar peraturan disiplin
yang telah diatur oimoinan organisasi.
Ada beberapa tingkat dan jenis sanksi pelanggaran kerja yang berlaku dalam suatu organisasi, yaitu :
a. Sanksi pelanggaran ringan, dengan jenis:
· Teguran lisan
· Teguran tertulis
· Pernyataan tidak puas secara tertulis
b. Sanksi pelanggaran sedang, dengan jenis:
· Penundaan kenaikan gaji
· Penurunan gaji
· Penandaan kenaikan pangkat
c. Sanksi pelanggaran berat, dengan jenis:
· Penurunan pangkat
· Pembebasan dari jabatan
· Pemberhentian
· pemecatan
Maaf ya kalo ancur tulisannya, soalnya male ngedit..hehe..
0 Response to "PENGERTIAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA "
Posting Komentar